7 Jenis Pohon yang Paling Ampuh Mencegah Banjir dan Longsor

7 Jenis Pohon yang Paling Ampuh Mencegah Banjir dan Longsor

Banjir dan longsor menjadi masalah lingkungan yang kerap terjadi di berbagai daerah Indonesia, terutama saat musim hujan tiba. Salah satu cara paling alami dan efektif untuk mengurangi risiko tersebut adalah dengan menanam pohon yang memiliki akar kuat dan mampu menyerap air dalam jumlah besar. 

Kehadiran pohon-pohon tertentu dapat membantu mengikat tanah, menahan erosi, sekaligus menjaga keseimbangan ekosistem sekitar. Dalam artikel ini, kamu akan menemukan apa saja jenis pohon yang paling efektif mencegah banjir dan longsor. 

Ringkasan

  • Akar kuat dan dalam seperti pada jati, beringin, dan trembesi mampu mengikat tanah sehingga lebih stabil.
  • Tajuk rindang dari trembesi, akasia, hingga sukun membantu menahan air hujan dan mengurangi limpasan permukaan.
  • Pohon aren dan jenis bernilai ekonomi lainnya tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga memberi manfaat tambahan bagi masyarakat sekitar.

1. Pohon Jati

Sumber Gambar: pertanian uma

Pohon jati memiliki akar tunggang yang kuat dan dalam, sehingga mampu mengikat tanah dengan stabil. Struktur akarnya yang kokoh ini membantu mencegah erosi sekaligus meningkatkan daya serap air di sekitar wilayah rawan banjir.

2. Trembesi

Trembesi dikenal sebagai pohon penyerap air yang sangat besar berkat kanopi dan akarnya yang menyebar luas. Pohon ini efektif menahan aliran permukaan saat hujan deras, sehingga risiko longsor dan banjir dapat berkurang signifikan.

3. Pohon Akasia

Sumber Gambar: serangkota

Akasia memiliki perakaran kuat dan cepat tumbuh, membuatnya ideal untuk rehabilitasi lahan kritis. Akar-akarnya yang rapat membantu memperkokoh struktur tanah dan meningkatkan infiltrasi air hujan.

4. Pohon Beringin 

Sumber Gambar: Obaho

Beringin memiliki akar gantung serta akar tunggang yang sangat kuat, mampu mencengkeram tanah dalam dan lebar. Sistem akar kompleks ini menjadikannya salah satu pohon terbaik dalam mencegah longsor di daerah perbukitan.

5. Pohon Mahoni 

Sumber Gambar: tanisejahtera

Mahoni dikenal memiliki sistem perakaran yang kuat dan dalam, sehingga efektif membantu menyerap air hujan dan menstabilkan tanah. Pohon ini juga tumbuh cepat, memiliki tajuk rindang, dan sering dimanfaatkan dalam program penghijauan untuk mengurangi risiko bencana banjir serta longsor di berbagai daerah.

6. Pohon Sukun

Sumber Gambar: RRI

Pohon sukun memiliki akar kokoh yang mampu memperkuat tanah serta batang besar yang tahan angin. Selain itu, pohon ini dapat tumbuh di berbagai kondisi tanah, menjadikannya pilihan baik untuk daerah rawan banjir.

7. Pohon Aren

Sumber Gambar: forestdigest

Aren memiliki akar serabut yang menyebar luas sehingga mampu menahan tanah dari pergerakan. Pohon ini juga membantu meningkatkan porositas tanah dan mendukung penyimpanan air tanah, sangat cocok untuk mencegah banjir di area lembah dan dataran.

Kesimpulan

Pohon-pohon seperti jati hingga aren memiliki karakteristik akar kuat serta tajuk yang rimbun sehingga efektif menahan air, memperkuat struktur tanah, dan mengurangi risiko banjir maupun longsor. Setiap jenis pohon memiliki kemampuan berbeda, namun semuanya berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan meningkatkan daya resap air di wilayah rawan bencana.

Menanam dan merawat pohon-pohon ini menjadi salah satu bentuk mitigasi bencana yang nyata untuk jangka panjang. Dengan memperbanyak penghijauan dan memilih jenis pohon yang tepat, masyarakat dapat membantu menjaga kestabilan tanah serta melindungi daerah sekitarnya dari ancaman bencana alam.

Referensi:

https://www.idntimes.com/science/discovery/pohon-pencegah-banjir-yang-wajib-ditanam-c1c2-01-xkjcx-g5j2w2

https://radarbojonegoro.jawapos.com/life-style/716915193/10-pohon-berakar-dalam-yang-paling-efektif-mencegah-longsor-dan-banjir-di-iklim-tropis

FAQ

Pohon dengan akar tunggang yang dalam memang efektif menyerap air, tetapi pohon berakar serabut yang rapat juga sangat baik menahan erosi dan menjaga kestabilan tanah.

Rata-rata membutuhkan 3–7 tahun untuk mencapai ukuran yang mampu memberi dampak signifikan, tergantung jenis pohon dan kondisi tanah.

Pohon harus disertai pengelolaan drainase, terasering, konservasi tanah, dan perencanaan tata ruang yang tepat.

Related Posts
Leave a Reply

Your email address will not be published.Required fields are marked *